Mengingat banyaknya remaja yang
mengalami permasalahan, dalam tulisan ini akan dijelaskan bagaimana cara
mengatasi masalah terbesar remaja. Judul tulisan ini memang diambil dari buku Bobbi DePorter penulis best-seller Quantum Learning yang
berjudul “Mengatasi 7 Masalah Terbesar
Remaja (Panduan Bagi Orangtua)”. Semoga saja tulisan singkat ini kurang
lebihnya dapat membantu para remaja untuk dapat menyelesaikan masalah yang
dihadapinya. Selain mendapat referensi dari buku Bobbi DePorter, akan disertai
juga buku-buku yang mendukung tentang perkembangan pada masa remaja..
Sebelum membahas tentang isi
buku, kita ulas sedikit ingatan kita mengenai remaja. Apakah kalian tahu pengertian
remaja? Apa sajakah tugas perkembangan remaja? Mari kita ulas sedikit tentang
remaja..
Check this out…
Masa remaja adalah periode awal perkembangan
transisi dari masa anak-anak hingga masa awal dewasa, yang dimasuki pada usia
sekitar 10-12 tahun dan berakhir pada usia 18-22 tahun yang mencakup perubahan
biologis, kognitif, dan sosial-emosional (Santrock, 2003: 26). Remaja (adolescence) berasal dari kata adolescere dalam bahasa Latin, yang
berarti bertumbuh (to grow up) atau tumbuh menjadi dewasa (to grow tomaturity).
Adolescence juga dipandang sebagai
tahap dimana individu melakuka adaptasi (adapt)
dan penyesuaian (adjust) pada
perilaku masa anak-anak kebentuk perilaku dewasa yang dapat diterima secara
kultural. Istilah adolensence mempunyai
arti yang lebih luas lagi yang mencakup kematangan mental, emosional sosial dan
fisik (Hurlock, 1992).
Menurut Erickson masa remaja adalah masa
terjadinya krisis identitas atau pencarian identitas diri. Gagasan Erickson ini
dikuatkan oleh James Marcia yang menemukan bahwa ada empat status identitas
diri pada remaja yaitu identity diffusion, moratorium, foreclosure, dan
identity achieved (Santrock, 2003, Papalia, dkk, 2001, Monks, dkk,
2000, Muss, 1988).
Adapun tugas-tugas perkembangan remaja menurut
Hurlock (dalam Muhammad Ali, 2008 : 10) yaitu sebagai berikut ini :
1. Mampu menerima keadaan fisiknya.
2. Mampu menerima dan memahami peran seks usia
dewasa.
3. Mampu membina hubungan baik dengan anggota
kelompok yang berlainan jenis.
4. Mencapai kemandirian emosional.
5. Mencapai kemandirian ekonomi.
6. Mengembangkan konsep dan keterampilan
intelektual yang sangat diperlukan untuk melakukan peran sebagai anggota
masyarakat.
7. Memahami dan menginternalisasikan nilai-nilai
orang dewasa dan orang tua.
8. Mengembangkan perilaku tanggung jawab sosial
yang diperlukan untuk memasuki dunia dewasa.
9. Mempersiapkan diri untuk memasuki perkawinan.
10. Memahami dan mempersiapkan berbagai tanggung
jawab kehidupan keluarga.
Dalam bukunya, penulis memaparkan
7 masalah yang menjadi masalah terbesar bagi remaja, penulis menuliskan
bagaimana mengubah 7 masalah terbesar tersebut, seperti dibawah ini.
Bagaimana
mengubah :
1. Hubungan
bermasalah menjadi komunikasi yang penuh percaya diri.
2. Rasa
sakit hati menjadi penghargaan diri.
3. Citra
diri negatif menjadi pemberdayaan diri.
4. Rasa
takut akan perubahan besar menjadi siap menerima perubahan.
5. Prestasi
buruk menjadi unggul di sekolah.
6. Fokus
yang lemah menjadi strategi belajar yang terorganisasi.
7. Motivasi
yang rendah menjadi pencapaian tujuan.
Dalam tulisan ini, tidak
menjelaskan isi buku secara mendetail, tetapi dari ke-7 masalah remaja dalam
bukunya, Bobbi DePorter menyelipkan Tips and Trick pada setiap permasalahan
remaja, mungkin Tips and Trick tersebutlah yang dapat dipakai untuk
menyelesaikan permasalan yang ada pada diri remaja.
TIPS
AND TRICK
1. Hubungan
Bermasalah Menjadi Komunikasi yang Penuh Percaya Diri
Dalam hal ini agar terjadi
komunikasi yang baik antara remaja dengan orang tua, Tips and Trick-nya yaitu
sebagai berikut :
a)
Berusahalah
saling memahami sudut pandang masing-masing.
b)
Mendengarkan
dengan penuh perhatian, tanpa meremehkan dan menghakimi.
c)
Mengasah
kemampuan berkomunikasi dengan menggunakan :
EAR : Expression.
Attentiveness.
Restatement.
d)
Ketika
bertindak menjadi pendengar, jangan pernah melakukan :
GABS : Grabbing the glory Advising.
Belittling.
Sidestepping.
e)
Jika
seseorang tidak mendengar nasihat anda jangan berikan!
f)
Luangkan
waktu untuk duduk dengan anak.
g)
Tanyakan
sesuatu yang jawabannya bukan sekedar “Ya”
atau “Tidak”.
h)
Temukan
ketertarikan yang sama.
i)
Hanya
berbicara dengan maksud baik.
j)
Mengeluarkan
perasaan dengan cara jernih dan positif.
k)
Jika
melakukan salah lakukan permohonan maaf.
2. Rasa
Sakit Hati Menjadi Penghargaan Diri
Dalam
hal ini agar terjadi penghargaan diri pada remaja, Tips and Trick-nya yaitu sebagai
berikut :
a) Jangan pernah membiarkan sebuah
label melekat pada diri kita.
b) Ingatlah bahwa meskipun kita
tidak dapat mengendalikan apa yang terjadi pada diri kita atau orang lain, kita
dapat mengendalikan cara menanggapinya.
c) Belajar untuk melepaskan
kebiasaan memberi label pada orang lain.
d) Membiasakan diri untuk berasumsi
bahwa si pemberi komentar negatif yang sedang bermasalah, bukan diri kita.
e) Kesuksesan bukan berarti tidak
gagal.
3. Citra
Diri Negatif Menjadi Pemberdayaan Diri
Dalam
hal ini agar terjadi penghargaan diri pada remaja, Tips and Trick-nya yaitu sebagai
berikut :
a)
Biarkan
anak bebas menjadi diri mereka apa adanya.
b) Jika
kita ingin mengembangkan diri, mencoba hal-hal baru dan menemukan siapa diri
kita sesungguhnya, kita harus melepaskan citra diri kita dan melangkah keluar
dari zona nyaman. Melangkah keluar dari zona nyaman berarti menangkap momen
yang ada dan meraih petualangan yang ditawarkan oleh waktu sekarang.
Maxwell Maltz (1996) dalam
bukunya Kekuatan Ajaib Psikologi Citra Diri menyebutkan bahwa “Citra diri terpendam yang dimiliki setiap
orang adalah penyebab utama keberhasilan atau kegagalannya dalam hidup. Citra
diri ini mengontrol pikiran sebagaimana pikiran mengontrol denyut jantung.
Mengubah citra diri terpendam untuk mengejar sukses adalah mengubah hidup anda”.
4. Rasa
Takut Akan Perubahan Besar Menjadi Siap Menerima Perubahan
Dalam hal ini agar siap menerima
perubahan, remaja dan orang tua harus bekerja sama, Tips and Trick-nya yaitu
sebagai berikut :
a)
Kita
dapat mengendalikan sepenuhnya cara berpikir kita tentang apa yang terjadi.
b) Orang
tua meyakinkan anak-anak mereka bahwa orang tua akan selalu siap mendengarkan
pembicaraan anaknya.
c)
Melakukan
pembicaraan terbuka.
d)
Selalu
bercerita jika ada masalah.
e)
Menulis
juga solusi yang baik.
f)
Amarah
tidak akan hilang sampai kita memutuskan untuk memaafkan.
g)
Bersikap
fleksibel.
5. Prestasi
Buruk Menjadi Unggul di Sekolah
Dalam
hal ini agar remaja dapat unggul di sekolah, Tips and Trick-nya yaitu sebagai
berikut :
a) Gunakan
energi dari kesuksesan kita sebelumnya untuk melesatkan diri kita menuju
keberhasilan-keberhasilan berikutnya.
b)
Camkan
prinsip abjad ABC berikut :
A = Attitude
(Sikap)
B = Belief
(Keyakinan)
C = Commitment
(Komitmen)
c)
Kenali
gaya belajar kita.
d) Jadikan
kegiatan mencatat pelajaran bukan sekedar merekam serangkaian fakta tetapi juga
sebagai pengalaman interaktif.
e)
Kita
belajar lebih baik pada awal dan akhir sesi belajar.
6. Fokus
yang Lemah Menjadi Strategi Belajar yang Terorganisasi
Dalam hal ini agar remaja dapat
memiliki strategi belajar yang terorganisasi, Tips and Trick-nya yaitu sebagai berikut :
a)
Ketika
seseorang mulai merasa kehilangan konsentrasi, ia harus mengembalikan diri ke
momen saat ini.
b)
Kuatkan
AMBAK (Apa Manfaatnya BAgiKu?).
c) Manfaatkan
keberhasilan-keberhasilan yang telah diraih anak-anak remaja itu sebelumnya
untuk mendorong mereka meraih kesuksesan-kesuksesan berikutnya.
d)
Menjaga
diri untuk tetap bersikap penuh minat secara otomatis akan membuat kita lebih
fokus.
e)
Ubah
postur tubuh untuk meningkatkan daya konsentrasi. Lakukan :
SLANT : Sit-up.
Lean forward.
Ask.
Nod your head
Talk to the teacher.
7. Motivasi
yang Rendah Menjadi Pencapaian Tujuan
Dalam
hal ini agar remaja dapat mencapai tujuan, Tips and Trick-nya yaitu sebagai
berikut :
a)
Anak
muda dengan motivasi diri rendah cenderung menutup diri, karena kurangnya
pengetahuan tentang diri mereka sendiri. Salah satu cara pengenalan diri
sendiri yaitu denga menulis: “Aku
adalah……“
b)
Tentukan
tujuan-tujuan yang ingin diraih, pilah-pilah tujuan dan susun rencana aksi yang
spesifik.
Bagaimana memahami
para remaja ini? Bagaimana orangtua menjajari langkah mereka jika tidak mau
tertinggal? Haruskah remaja mempelajari hidup dengan cara yang sulit, bergulat
dengan proses coba-coba?
Ada cara memberdayakan kaum muda
untuk memegang kendali atas hidup mereka. Berdasarkan pengalaman para remaja
dan fasilitator di SuperCamp, sebuah kamp pelatihan yang mengemas program
dinamis berisi penemuan-diri dan peningkatan keterampilan hidup, Bobbi DePorter
mengajak remaja dan orangtua mengubah cara pandang dan sikap untuk menciptakan
lingkungan yang positif. Tak hanya itu, dengan memahami para remaja, Bobbi pun
berbagi berbagai hal tentang remaja dari sudut pandang remaja itu sendiri
dengan 8 Kunci Keunggulan, bagaimana :
1.
Hidup
dalam Integritas : Menyelaraskan tindakan dengan nilai-nilai yang dijunjung.
2.
Kegagalan
Mengarah pada Kesuksesan : Memandang kegagalan untuk belajar.
3.
Bicara
dengan Maksud Baik : Positif, jujur, dan komunikasi secara langsung.
4.
Memanfaatkan
“Inilah Saatnya!” : Melakukan yg terbaik pada setiap momen.
5.
Berkomitmen
: Melakukan yang harus dilakukan.
6.
Mengambil
Kendali Sendiri : Bersikap penuh tanggung jawab.
7.
Fleksibel
: Bersedia berubah untuk mencapai hasil yang
diinginkan.
8.
Seimbang
: Menjalani hidup penuh makna yang selaras antara pikiran, tubuh, dan semangat.
Dengan demikian, masa remaja yang
cukup singkat ini, bisa jadi masa yang menyenangkan, penuh gairah positif untuk
menyongsong masa depan..
Nah..
Itulah cara Mengatasi 7 Masalah Terbesar Remaja. Mungkin untuk mengetahui
penjelasan yang lebih jelasnya, dapat membaca buku Bobbi DePorter berjudul “Mengatasi
7 Masalah Terbesar Remaja (Panduan Bagi Orangtua)”. Untuk tulisan ini,
kurang lebihnya mohon dimaklumi. Semoga bermanfaat untuk para pembaca..
*Vinni.
Febrina*
Referensi
:
Ali, M., dan Asrori, M. (2010). Psikologi remaja: perkembangan peserta didik.
Jakarta: Bumi Aksara.
DePorter, Bobbi. (2011). Mengatasi
7 masalah terbesar remaja: panduan bagi orangtua. Bandung: Kaifa.
Maltz, Maxwell. (1996). Kekuatan ajaib psikologi citra diri.
Jakarta: Mitra Utama.
Papalia., Olds., & Feldman. (2009). Human development. Jakarta: Salemba
Humanika.