1. KONSEP SEHAT DAN DIMENSINYA
Apakah itu Konsep Sehat? Dan apakah kalian tahu dimensi-dimensinya…?
Kata “Sehat” tentu tidak asing lagi ditelinga kita. Tetapi, apakah kalian tahu apa itu sehat? Dan apakah kalian tahu dimensi-dimensi sehat? Mungkin untuk permulaan, pengertian sehat yang sering kebanyakan masyarakat katakan, memberi pengertian sehat itu adalah keadaan dimana seseorang dalam keadaan bahagia atau bisa dibilang tidak stress. Ada pula masyarakat yang mengatakan bahwa sehat itu adalah keadaan dimana seseorang dalam keadaan jasmani dan rohani yang baik. Pendapat masyarakat tentang apa itu sehat memang sangat beragam, dan kurang lebihnya masyarakat sudah banyak yang mengetahui definisi dari sehat itu apa.
Definisi sehat menurut World Health Organization (WHO) yaitu “Keadaan (status) sehat utuh secara fisik, mental (rohani) dan sosial, dan bukan hanya suatu keadaan yang bebas dari penyakit, cacat dan kelemahan” (Smet, 1994). Dalam kaitan dengan definisi sehat menurut WHO tersebut, secara holistik maka dalam perkembangan kepribadian seseorang mempunyai 4 dimensi, yaitu :
*Agama
Agama merupakan fitrah manusia yang menjadi kebutuhan dasar manusia (basic spiritual needs). Mengandung nilai-nilai moral, etika dan hukum. Dengan kata lain, seseorang yang taat pada hukum, berarti ia bermoral dan beretika, seseorang yang bermoral dan beretika berarti ia beragama (no religion without moral, no moral without law).
*Arganobiologik
Arganobiologik memiliki arti fisik (tubuh atau jasmani) termasuk susunan syaraf pusat (otak), yang perkembangannya memerlukan makanan yang bergizi, bebas dari penyakit. Kejadiannya terjadi sejak dari pembuahan, bayi dalam kandungan, kemudian lahir sebagai bayi, dan seterusnya melalui tahapan anak (balita), remaja, dewasa dan usia lanjut .
*Psiko-Edukatif
Psiko-Edukatif yaitu berupa pendidikan yang diberikan oleh orang tua (ayah dan ibu) termasuk pendidikan agama. Orang tua merupakan tokoh imitasi dan identifikasi anak terhadap orang tuanya. Perkembangan kepribadian anak melalui dimensi psiko-edukatif ini berhenti hingga usia 18 tahun.
*Sosial Budaya
Dimensi sosial budaya dapat dijabarkan sebagai lingkungan sosial orang yang bersangkutan dibesarkan. Dengan kata lain, kesehatan akan terus berpengaruh sesuai lingkungan yang ditempati.
Selain definisi sehat dari WHO, Freund (1991) mengutip The International Dictionary of Medicine and Biology dan memberikan definisi kesehatan sebagai “Suatu kondisi yang dalam keadaan baik dari suatu organisme atau bagiannya, yang dicirikan oleh fungsi yang normal dan tidak adanya penyakit”
Definisi sehat (health) dari kamus lain juga mirip dengan yang dikemukakan oleh Freund yaitu sebagai berikut ini :
1. Condition of a person’s body or mind.
2. State of being well and free from illness (Hornby, 1989).
Definisi kesehatan lain, dalam UU Kesehatan No.23 tahun 1992, kesehatan didefinisikan secara lebih kompleks sebagai keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan semua orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi.
Menurut Travis dan Ryan (1988), sehat prima adalah kemampuan individu untuk memilih jalan hidupnya, mampu memproses, menggunakan energi secara efisien, terjadinya integrasi yang baik antar tubuh, akal dan perasaan serta dapat menerima dan mencintai apa yang dimilikinya. Dari definisi sehat prima diatas, dimensi sehat dapat dikelompokan menjadi :
*Dimensi Fisik
Kemampuan menyelesaikan tugas sehari-hari, pencapaian kebugaran, menjaga nutrisi, dan ketepatan proporsi tubuh dari timbunan lemak, bebas dari penggunaan obat-obatan, alkohol dan rokok.
*Dimensi Sosial
Kemampuan berinteraksi secara baik dengan sesama dan lingkungannya, dapat menjaga dan mengembangkan keakraban individu, dan dapat menghargai serta toleran terhadap setiap pendapat dan kepercayaan yang berbeda.
*Dimensi Emosional
Kemampuan untuk mengelola stress dan mengekspresikan emosinya agar dapat diterima orang lain (bertanggung jawab, menerima, dan menyampaikan perasaannya serta dapat menerima keterbatasan orang lain).
*Dimensi Intelektual
Kemampuan belajar dan menggunakan informasi secara efektif antar-personal, keluarga, dan pengembangan karier. Kesehatan intelektual meliputi usaha untuk secara terus-menerus tumbuh dan belajar untuk beradaptasi secara efektif dengan perubahan baru.
*Dimensi Spiritual
Percaya adanya beberapa kekuatan (seperti alam, ilmu pengetahuan, agama dan bentuk kekuatan lain) yang diperlukan manusia dalam mengisi kehidupannya. Setiap individu memiliki nilai, moral, dan etika yang dianutnya.
2. SEJARAH PERKEMBANGAN KESEHATAN MENTAL
Penjelasan mengenai sejarah Perkembangan Kesehatan Mental, apakah kalian tahu…?
Mengenai sejarah kesehatan mental, terutama di Amerika dan Eropa akan diuraikan dibawah ini :
SEJARAH KESEHATAN MENTAL | ||
GANGGUAN MENTAL TIDAK DIANGGAP SEBAGAI SAKIT | ||
Tahun 1600 dan sebelumnya | Pandangan masyarakat pada saat ini menganggap bahwa orang yang mengalami gangguan mental adalah karena mereka dimasuki oleh roh-roh yang ada disekitar. Oleh karena itu mereka jarang dianggap sakit. | |
Tahun 1962 | Orang yang bergangguan mental saat ini sering dianggap terkena sihir atu guna-guna atau dirasuki setan. | |
GANGGUAN MENTAL DIANGGAP SEBAGAI SAKIT | ||
Tahun 1724 | Pendeta Cotton Mather (1663-1728) mematahkan tahayul yang hidup di masyarakat berkaitan dengan sakit jiwa dengan memajukan penjelasan secara fisik mengenai sakit jiwa. | |
Tahun 1812 | Benjamin Rush (1745-1813) adalah salah satu pengacara mula-mula yang menangani masalah penanganan secara manusiawi untuk penyakit mental dan dengan publikasinya yang berjudul “Medical Inquiries and Observation Upon Diseases of The Mind” (Buku teks Psikiatri di Amerika pertama). | |
Tahun 1843 | Terdapat ± 24 rumah sakit. Tetapi hanya ada 2.561 tempat tidur yang tersedia untuk menangani penyakit mental di Amerika Serikat. | |
Tahun 1908 | Clifford Beers menulis buku yang berjudul “A Mind That Found Itself” (berisi laporan pengalamannya sebagai pasien sakit mental yang mengalami kekejaman lembaga keperawatan). Clifford Beers juga mendirikan Connecticut → The National Committee for Mental Hygiene. | |
Tahun 1909 | Sigmund Freud mengunjungi Amerika dan mengajar psikoanalisa di Universitas Clark di Worcester, Massachusetts. | |
Tahun 1910 | Emil Kraeplin pertama kali menggambarkan penyakit alzheimer dan mengembangkan alat tes untuk mendeteksi gangguan epilepsi. | |
Tahun 1918 | Asosiasi Psikoanalisa Amerika membuat aturan bahwa hanya orang yang telah lulus dari sekolah kedokteran dan menjalankan praktek psikiatri yang dapat menjadi calon untuk pelatihan psikoanalisa. | |
Tahun 1920-an | The National Committee for Mental Hygiene menghasilkan 1 set model Undang-undang. Harry Stack Sullivan menunjukan pengaruh lingkungan terapeutik dengan mengawasi pasien schizophrenia di Sheppard-Pratt Hospital. 1920-1930 terjadi perubahan treatmen dalam menangani gangguan mental (terpengaruh teori Freud). | |
Tahun 1930-an | Psikiater mulai menginjeksikan insulin yang menyebabkan shock dan koma sementara (treatmen untuk penderita schizophrenia). | |
Tahun 1936 | Agas Moniz mempublikasikan laporan mengenai lobotomi frontal manusia yang pertama yang menyebabkan 20.000 prosedur pembedahan digunakan terhadap pasien mental di Amerika. | |
Tahun 1940-an | Elektroterapi (mengaplikasikan listrik ke otak) pertama kali digunakan di rumah sakit Amerika untuk menangani penyakit mental. | |
Tahun 1947 | Fountain House di New York City memulai rehabilitasi psikiatrik untuk orang yang mengalami penyakit mental. | |
Tahun 1950 | Dibentuk National Association of Mental Health (NAMH). | |
Tahun 1952 | Chlorpromazine (obat antipsikotik konvensional) diperkenalkan untuk pasien schizophrenia dan gangguan mental lainnya. | |
Tahun 1960-an | Haloperidol (obat antipsikotik konvensional) digunakan pertama kali untuk mengontrol simtom-simtom yang positif (nyata) pada penderita psikosis. | |
GANGGUAN MENTAL DIANGGAP SEBAGAI BUKAN SAKIT | ||
Tahun 1962 | Thomas Szasz membuat tulisan berjudul “The Myth of Mental Illness.” | |
Tahun 1962 | Terdapat 422.000 orang yang tinggal di rumah sakit untuk perawatan psikiatris di Amerika Serikat. | |
Tahun 1970 | Terjadi deintitusionalisasi massal akibat kurangnya program-program bagi pasien yang telah keluar rumah sakit untuk rehabilitasi dan reintegrasi kembali ke masyarakat. | |
Tahun 1979 | National Association of Mental Health (NAMH) → National Mental Health Association (NMHA). | |
Tahun 1980 | Munculnya perawatan yang terencana yaitu dengan opname di rumah sakit. | |
MELAWAN DISKRIMINASI TERHADAP GANGGUAN MENTAL | ||
Tahun 1990 | National Mental Health Association (NMHA) memainkan peran penting dalam memunculkan Disabilities Act. | |
Tahun 1994 | Obat antipsikotik atipikal pertama kali diperkenalkan setelah hampir 20 tahun menggunakan obat-obatan konvensional. | |
Tahun 1997 | Peneliti menemukan kaitan genetik pada gangguan bipolar yang menunjukan bahwa gangguan mental diturunkan. |
*Kesimpulan dari sejarah perkembangan kesehatan mental, yaitu :
1. Akibat kekuatan supranatural.
2. Dirasuk oleh roh atau setan.
3. Dianggap kriminal karena memiliki cara berpikir irrasional.
4. Dianggap sakit.
5. Merupakan reaksi terhadap tekanan atau stress, merupakan perilaku maladaptif.
6. Melarikan diri dari tanggung jawab.
3. PERKEMBANGAN KEPRIBADIAN
Bagaimanakah kepribadian seseorang dapat berkembang…?
Sebelum kita membahas bagaimana kepribadian seseorang dapat berkembang, kita harus mengetahui terlebih dahulu apa definisi dari kepribadian. Dalam bahasa Inggris, kepribadian disebut personality, Istilah ini berasal dari bahasa Yunani yaitu “persona” yang berarti topeng, (“sebagimana seseorang nampak dihadapan orang lain”). Dalam kehidupan sehari-hari kepribadian merupakan suatu gambaran singkat tentang riwayat hidup seorang individu.
Kepribadian menurut bidang ilmu psikologi adalah karakteristik atau cara bertingkah laku yang menentukan penyesuaian dirinya yang khas terhadap lingkungannya. Pandangan Allport bahwa “Kepribadian merupakan apa orang itu sesungguhnya”. Allport juga mengemukakan bahwa “Character is personality evaluated, and personality is character devaluated” yakni watak dan kepribadian adalah satu dan sama. Selain itu, Allport juga menyatakan “Kepribadian adalah organisasi dinamis dari sistem-sistem psikofisik dalam diri individu yang menentukan caranya yang khas (unik) dalam penyesuaian dalam lingkungan”. Dari bahasan diatas, kepribadian bisa dikatakan sebagai keadaan individu sebagaimana adanya dan berbeda dengan orang lain.
Sebagian besar pakar perkembangan menyadari bahwa perkembangan berlangung seumur hidup atau dinamakan perkembangan selama rentang kehidupan (life-span development). Pada 1930, The Fels Research Institute Study, Growth and Guidance Studies, dan The Oakland (Adolescent) Growth Studies telah memberikan banyak informasi tentang perkembangan manusia dalam waktu yang panjang. Perkembangan menunjukan suatu proses tertentu, yaitu suatu proses yang menuju kedepan dan tidak dapat diulang kembali. Dalam perkembangan manusia terjadi perubahan-perubahan yang sedikit-banyak bersifat tetap dan tidak dapat diulangi. Perkembangan menunjukkan pada perubahan-perubahan dalam suatu arah bersifat tetap dan maju.
Dalam menjelaskan perkembangan kepribadian, teori psikodinamik sangat berpengaruh. Unsur-unsur yang sangat diutamakan dalam teori psikodinamik adalah motivasi, emosi dan aspek-aspek internal lainnya. Teori ini mengasumsikan bahwa kepribadian berkembang ketika terjadi konflik-konflik dari aspek-aspek psikologis tersebut, yang umumnya terjadi selama masa kanak-kanak dini. Teoritisi Psikodinamik percaya bahwa perkembangan merupakan suatu proses aktif dan dinamis yang sangat dipengaruhi oleh dorongan-dorongan atau impuls-impuls individual yang dibawa sejak lahir serta pengalaman-pengalaman sosial dan emosional mereka. Teori psikodinamik dalam psikologi perkembangan banyak dipengaruhi Sigmund Freud dan Erik Erikson.
Kepribadian seseorang dapat berkembang dapat dijelaskan menurut teori kepribadian, seperti teori yang dikemukakan oleh :
a) Teori Kepribadian Erik Erikson
Psikososial dalam kaitannya dengan perkembangan manusia berarti bahwa tahap-tahap kehidupan seseorang dari lahir sampai mati dibentuk oleh pengaruh-pengaruh sosial yang berinteraksi dengan individu yang menjadi matang secara fisik dan psikologis. Menurut teori psikososial Erikson, perkembangan manusia dibedakan berdasarkan 8 tahap perkembangan sepanjang rentang kehidupan. 4 tahap pertama terjadi pada masa bayi dan masa kanak-kanak, tahap ke-5 pada masa adolescent, dan 3 tahap terakhir pada masa dewasa dan usia tua. Berikut adalah 8 tahap perkembangan psikososial Erikson :
TAHAP | USIA | CIRI-CIRI PERKEMBANGAN |
Trust vs Mistrust | 12-18 bulan | Bayi mengembangkan perasaan bahwa dunia merupakan tempat yang baik dan aman. (Harapan) Contoh : Ibu memberi bayi makan, memeluk dan mengajaknya bicara, maka bayi akan memperoleh kesan bahwa lingkungannya dapat menerima kehadirannya secara hangat dan bersahabat. Sebaliknya, jika ibu tidak dapat memenuhi kebutuhan bayi, maka dalam diri bayi akan timbul rasa ketidakpercayaan terhadap lingkungannya. |
Autonomy vs Shame and Doubt | 18 bulan- 3 tahun | Anak mengembangakan keseimbangan independent dan kepuasan diri terhadap rasa malu dan keraguan. (Kehendak) Contoh : Orang tua selalu memberikan dorongan kepada anak agar dapat berdiri diatas kaki mereka sendiri, sambil melatih kemampuan mereka, maka anak akan mampu mengembangkan pengendalian atas otot, dorongan, lingkungan dan diri sendiri. Sebaliknya, jika orang tua cenderung menuntut terlalu banyak atau terlalu membatasi anak untuk menyelidiki lingkungannya, maka anak akan mengalami rasa malu. |
Initiative vs Guilt | 3-6 tahun | Anak mengembangkan inisiatif ketika mencoba aktifitas baru dan tidak terlalu terbebani oleh rasa bersalah. (Tujuan) Contoh : Orangtua berusaha memahami, menjawab pertanyaan anak, dan menerima keaktifan anak dalam bermain, maka anak akan belajar untuk mendekati apa yang diinginkan, dan perasaan inisiatif menjadi semakin kuat. Sebaliknya bila orangtua kurang memahami, kurang sabar, suka memberi hukuman dan menganggap bahwa pengajuan pertanyaan, bermain dan kegiatan-kegiatan yang dilakukan anak tidak bermanfaat, maka anak akan merasa bersalah dan menjadi enggan untuk mengambil inisiatif untuk mendekati apa yang diinginkannya. |
Industry vs Inferiority | 6 tahun-pubertas | Anak harus belajar keterampilan budaya atau mengahadapi perasaan tidak kompeten. (Keterampilan) Contoh : Alat-alat permainan dan kegiatan bermain berangsur-angsur digantikan oleh perhatian pada situasi produktif serta alat-alat yang dipakai untuk bekerja. Akan tetapi, bila anak tidak berhasil menguasai keterampilan dan tugas-tugas yang dipilihnya atau yang diberikan oleh guru dan orangtuanya, maka anak akan mengembangkan perasaan rendah diri. |
Identitiy vs Identity Confusion | Pubertas-Dewasa Awal | Remaja harus menentukan pemahaman akan diri sendiri (“Siapakah saya ini?”) atau merasakan kekacauan peran atau identitas. (Loyalitas atau dapat dipercaya) Contoh : Mulai merasakan suatu perasaan tentang identitasnya sendiri, perasaan bahwa ia adalah individu unik yang siap memasuki suatu peran yang berarti di tengah masyarakat, baik peran yang bersifat menyesuaikan diri maupun yang bersifat memperbaharui. Tetapi, karena peralihan yang sulit dari masa kanak-kanak ke masa dewasa di satu pihak dan karena kepekaan terhadap perubahan social dan histories di pihak lain, maka anak akan mengalami krisis identitas. Bila krisis ini tidak segera diatasi, maka anak akan mengalami kebingungan peran atau kekacauan identitas, yang dapat menyebabkan anak merasa terisolasi, cemas, hampa dan bimbang. |
Intimacy vs Isolation | Dewasa Awal | Individu mencoba untuk membuat komitmen dengan orang lain, apabila tidak sukses, maka ia akan menderita isolasi dan pemisahan diri. (Cinta) Contoh : Tugas perkembangan individu pada masa ini adalah membentuk relasi intim dengan orang lain. Bahaya dari tidak tercapainya keintiman selama tahap ini adalah isolasi, yakni kecenderungan menghindari hubungan secara intim dengan orang lain, kecuali dalam lingkup yang amat terbatas. |
Generativity vs Stagnation | Dewasa Tengah | Perhatian orang dewasa yang sudah matang adalah membangun dan membimbing generasi selanjutnya, atau merasa tidak percaya diri. (Rasa Peduli) Contoh : Kepedulian seseorang terhadap pengembangan generasi muda inilah yang diistilahkan oleh Erikson dengan “generativitas”. Apabila generativitas ini lemah atau tidak diungkapkan, maka kepribadain akan mundur, mengalami pemiskinan dan stagnasi. |
Integrity vs Despair | Dewasa Akhir | Individu yang lebih tua mendapatkan penerimaan terhadap hidup, membuatnya dapat menerima kematian atau sebaliknya, putus asa atas ketidakmampuannyamenghidupkan kembali hidupnya. (Kebijaksanaan) Contoh : Integritas terjadi ketika seseorang pada tahun-tahun terakhir kehidupannya menoleh kebelakang dan mengevaluasi apa yang telah dilakukan dalam hidupnya selama ini, menerima dan menyesuaikan diri dengan keberhasilan dan kegagalan yang dialaminya, merasa aman dan damai, serta menikmati hidup sebagai yang berharga dan layak. Akan tetapi, bagi orang tua yang dihantui oleh perasaan bahwa hidupnya selama ini sama sekali tidak mempunyai makna ataupun memberikan kepuasan pada dirinya, maka ia akan merasa putus asa. |
b) Teori Kepribadian Sigmund Freud
Teori yang dikemukakan Freud berfokus pada masalah alam bawah sadar, sebagai salah satu aspek kepribadian seseorang. Penekanan Freud pada alam bawah sadar berasal dari pelacakannya terhadap pengalaman-pengalaman pribadi para pasiennya, dimana ditemukan bahwa peristiwa-peristiwa yang terjadi pada masa kanak-kanak sangat mempengaruhi kehidupan pasien dimasa selanjutnya. Impresinya terhadap pentingnya periode awal kehidupan manusia, yang informasinya kemudian tertanam dalam alam bawah sadar, meyakinkannya bahwa informasi dalam alam bawah sadar itu sangat penting, karena dari situlah muncul berbagai gangguan emosi. Freud yakin bahwa kepribadian manusia memiliki 3 struktur penting yaitu :
1) Id
Id merupakan struktur kepribadian yang asli, yang berisi segala sesuatu yang secara psikologis telah ada sejak lahir, termasuk insting-insting. Id merupakan gudang energi psikis dan menyediakan seluruh daya untuk menggerakan kedua struktur kepribadian lainnya.
2) Ego
Ego merupakan struktur kepribadian yang berurusan dengan tuntutan realitas. Ego disebut sebagai badan pelaksana kepribadian, karena ego membuat keputusan-keputusan rasional.
3) Superego
Superego merupakan struktur kepribadian yang merupakan badan moral kepribadian. Perhatian utamanya adalah memutuskan apakah sesuatu itu benar atau salah, sehingga ia dapat bertindak sesuai dengan norma-norma moral yang diakui oleh masyarakat.
Dengan demikian dapat dipahami bahwa id, ego, dan superego adalah suatu konsep yang dikembangkan Freud untuk menjelaskan komponen-komponen perkembangan biologis (id), psikologis (ego), dan sosial (superego). Ketiga komponen kepribadian ini berkembang melalui tahap-tahap perkembangan psikoseksual. Freud menggunakan istilah-istilah “seksual” untuk segala tindakan dan pikiran yang memberi kenikmatan atau kepuasan, dan istilah “psikoseksual” digunakan untuk menunjukkan bahwa proses perkembangan psikologis ditandai dengan adanya libido (energi seksual) yang dipusatkan pada daerah-daerah tubuh tertentu yang berbeda-beda. Freud yakin bahwa perkembangan manusia melewati 5 tahap perkembangan psikoseksual dan bahwa setiap tahap perkembangan tersebut individu mengalami kenikmatan pada satu bagian tubuh lebih daripada bagian tubuh lainnya.
TAHAP | USIA | CIRI-CIRI PERKEMBANGAN |
Oral | 0-1 tahun | Bayi merasakan kenikmatan pada daerah mulut. Mengunyah, menggigit dan menghisap adalah sumber utama kenikmatan. |
Anal | 1-3 tahun | Kenikmatan terbesar anak terdapat disekitar daerah lubang anus. Rangsangan pada daerah lubang anus ini berkaitan erat dengan kegiatan buang air besar. |
Phalic | 3-6 tahun | Kenikmatan berfokus pada alat kelamin, ketika anak menemukan bahwa manipulasi diri dapat memberi kenikmatan. Anak mulai menaruh perhatian pada perbedaan-perbedaan anatomic antara lak-laki dan perempuan, terhadap asal-usul bayi dan terhadap hal-hal yang berkaitan dengan kegiatan seks. |
Latency | 6-12 tahun | Anak menekan semua minat terhadap seks dan mengembangkan ketrampilan sosial dan intelektual. Kegiatan ini menyalurkan banyak energi anak kedalam bidang-bidang yang aman secara emosional dan menolong anak melupakan konflik pada tahap phalic yang sangat menekan. |
Genital | 12 tahun-dewasa | Dorongan-dorongan seks yang ada pada masa phalic kembali berkembang, setelah berada pada keadaan tenang selama masa latency. Kematangan fisiologis ketika anak memasuki masa remaja, mempengaruhi timbulnya daerah-daerah erogen pada alat kelamin sebagai sumber kenikmatan. |
*Perbedaan antara Teori Freud dan Erikson :
a) Erikson menekankan perubahan perkembangan sepanjang siklus kehidupan manusia, sementara Freud berpendapat bahwa kepribadian dasar individu dibentuk pada 5 tahun pertama kehidupannya.
b) Erikson lebih menekankan faktor ego, Freud lebih mementingkan id.
*Persamaan antara Teori Freud dan Erikson :
a) Erikson menerima gagasan dasar Freud, yaitu struktur psikologis, unconscious dan conscious, dorongan-dorongan, tahap-tahap psikoseksual, continum normal-abnormal, dan metodologi psikoanalitik.
4. KEPRIBADIAN SEHAT
Apakah itu Kepribadian Sehat…?
Orang-orang dengan kepribadian yang sehat dapat meyesuaikan dirinya dengan baik dan dapat mengaktualisasikan dirinya (self-actualizing). Ada banyak definisi mengenai “Kepribadian yang sehat”. Berikut ini tiga diantaranya yang paling sesuai dengan definisi kepribadian sehat, yaitu sebagai berikut :
1. Kepribadian bisa dikatakan sehat apabila kita sengaja mencari kebaikan dalam diri setiap orang dan setiap situasi.
2. Kepribadian kita bisa dikatakan sehat bila kita dengan ikhlas memaafkan orang yang menyakiti kita dalam hal-hal tertentu.
3. Kepribadian kita bisa dikatakan sehat bila kita mudah bergaul dengan berbagai kalangan.
Kondisi kepribadian sehat menurut Hurlock (1974:423) yaitu “Seseorang dinilai mampu menyesuaikan diri dengan lingkungannya, hidupnya tenang, selaras dengan dunia luar dan dengan dirinya sendiri, tanpa rasa bersalah, gelisah, permusuhan dan tidak merusak diri dan orang lain serta amampu memenuhi kebutuhannya melalui tingkah laku yang sesuai dengan norma sosial dan suara hatinya”. Sementara, karakteristik kepribadian sehat menurut Hurlock (1974:425) bahwa karakteristik kepribadian sehat (healthy personality) ditandai dengan :
1. Mampu menilai diri secara realistik.
2. Mampu menilai situasi secara realistik.
3. Mampu menilai prestasi yang diperoleh secara realistik.
4. Menerima tanggung jawab.
5. Kemandirian (autonomy).
6. Dapat mengontrol emosi.
7. Berorientasi tujuan.
8. Berorientasi keluar.
9. Penerimaan sosial.
10. Memiliki filsafat hidup.
11. Berbahagia.
Dalam membahas kepribadian sehat, terdapat model-model kepribadian sehat yang dikemukakan oleh bebrapa tokoh, yaitu :
1. Gordon Allport (Orang yang matang)
Allport tidak percaya bahwa orang-orang yang matang dan sehat dikontrol dan dikuasai oleh kekuatan-kekuatan tak sadar, kekuatan-kekuatan yang tidak dapat dilihat dan dipengaruhi. Orang-orang yang sehat tidak didorong oleh konflik-konflik tak sadar dan tingkah laku mereka, Allport percaya bahwa kekuatan-kekuatan tak sadar itu merupakan pengaruh-pengaruh yang penting pada tingkah laku orang-orang dewasa yang neurotis.
Akan tetapi individu-individu yang sehat yang berfungsi pada tingkat rasional dan sadar, menyadari sepenuhnya kekuatan-kekuatan yang membimbing mereka dan dapat mengontrol kekuatan-kekuatan itu juga. Kepribadian-kepribadian yang matang tidak dikontrol oleh trauma-trauma dan konflik-konflik masa kanak-kanak. Orang-orang yang neurotis terikat atau terjalin erat pada pengalaman-pengalaman masa kanak-kanak, tetapi orang-orang yang sehat bebas dari paksaan-paksaan masa lampau.
2. Carl Rogers (Orang yang berfungsi sepenuhnya)
Rogers mengemukakan bahwa kepribadian yang sehat itu bukan merupakan suatu keadaan dari ada, melainkan suatu proses, “suatu arah, bukan tujuan”. Rogers percaya bahwa orang-orang yang berfungsi sepenuhnya lebih mampu menyesuaikan diri dan bertahan terhadap perubahan-perubahan yang drastis dalam kondisi-kondisi lingkungan. Mereka memiliki kreativitas dan spontanitas untuk menanggulangi perubahan-perubahan traumatis seklipun seperti dalam pertempuran atau bencana-bencana alamiah.
3. Erich Fromm (Orang yang produktif)
Kepribadian produktif menurut Fromm, berpijak dengan kuat pada kenyataan. Orang-orang yang produktif tidak hidup dalam dunia subjektif buatan mereka sendiri tetapi berada dalam dan dari dunia yang nyata. Orang-orang sehat dan produktif dengan kuat dan sepenuhnya menggunakan, merentangkan, memperpanjangkan, dan mengembangkan kualitas-kualitas mereka yang unik.
4. Abraham Maslow (Orang yang mengaktualisasikan diri)
Dalam pandangan Maslow, semua manusia memiliki perjuangan atau kecenderungan yang dibawa sejak lahir untuk mengaktualisasikan diri. Syarat untuk mencapai aktualisasi diri adalah memuaskan 4 kebutuhan yang berada dalam tingkat yang lebih rendah, selanjutnya setelah memuaskan 4 kebutuhan yang berada dalam tingkat yang lebih rendah, barulah memuaskan kebutuhan yang paling tertinggi yaitu kebutuhan untuk aktualisasi diri.
*Teori Kebutuhan Maslow :
1. Kebutuhan fisiologis atau dasar.
2. Kebutuhan akan rasa aman.
3. Kebutuhan untuk dicintai dan disayangi.
4. Kebutuhan untuk dihargai.
5. Kebutuhan untuk aktualisasi diri.
5. Carl Jung (Orang yang terindividuasi)
Jung merumuskan proses individuasi sebagai proses menjadi seorang individu yang unik. Individuasi juga berarti menjadi diri sendiri, karena itu kita dapat menerjemahkan individuasi sebagai “menjadi diri” (selfhood) atau “realisasi diri”.
6. Viktor Frankl (Orang yang mengatasi diri)
Dalam pandangan Frankl, dorongan utama kita dalam kehidupan ialah mencari bukan diri melainkan arti, dalam beberapa hal ini menyangkut “melupakan” diri kita. Orang yang sehat secara psikologis telah bergerak keluar atau melampaui fokus pada diri.
7. Fritz Perls (Orang “disini dan kini”)
Perls tidak memberikan suatu daftar sifat-sifat dari orang yang sehat secara psikologis, tetapi sifat-sifat tersebut dapat ditarik dengan mudah dari pandangan-pandangannya tentang kepribadian. Orang “disini dan kini” berpijak dengan aman pada momen kehidupan sekarang. Orang-orang yang sehat secara psikologis memiliki kesadaran dan penerimaan penuh terhadap diri mereka siapa dan apa.
*Vinni Febrina*
DAFTAR PUSTAKA :
Agustiani, Hendriati.(2006). Psikologi perkembangan. Bandung: Refika Aditama.
Basuki, A.M. Heru.(2008). Psikologi umum. Jakarta: Gunadarama.
Hall, S.C., & Lindzay, Gardner.(1993). Teori-teori psikodinamik (klinis). Yogyakarta: Kanisius.
Maulana, D.J. Heri. (2007). Promosi kesehatan. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Niagara, Rudi.(2011). Bimbingan konseling. http://rudiniagara.student.umm.ac.id/2011/03/26/ bimbingan-konseling/.
Papalia, Olds, & Feldman.(2008). Human development (psikologi perkembangan) edisi 9. Jakarta: Salemba Humanika.
Papalia, Olds, & Feldman.(2009). Human development (perkembangan manusia) edisi 10. Jakarta: Salemba Humanika.
Sadiah, Dewi. Pengembangan model pendidikan nila-nilai keberagaman dalam membina kepribadian sehat. Jurnal penelitian pendidikan UIN SGD Bandung. 02/2010:11vol.11.
Santrock, John W.(2002). Life-span development. Jakarta: Erlangga.
Schultz, D.(1991). Psikologi pertumbuhan. Yogyakarta: Kanisius.
Siswanto.(2007). Kesehatan mental. Yogyakarta: Andi.
Sujanto, Agus., Lubis, Halem., & Hadi, Taufik.(2009). Psikologi kepribadian. Jakarta: Bumi Aksara
Suryabrata, Sumadi.(2002). Psikologi kepribadian. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
Tracy, Brian. (1993). Maximum Achievement (Kumpulam rahasia kesuksesan yang tak lekang zaman). Jakarta: PT.Gramedia Pustaka Utama.
Yusuf, Syamsu., & Nurihsan, A.J.(2008). Teori kepribadian. Bandung: Rosda.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar